Kamis, 02 Januari 2014

My first day I teach him

This is the continuance of my story before. I’ve told that this day is my first day I teach him and I met him on afternoon. Seperti yang sudah aku bayangkan dan menimbang-nimbang soal yang akan diujikan karena aku sudah melihat contohnya untuk tahun 2014 ini. Hanya beberapa teks yang amat sangat panjang untuk membuat si peserta ujian itu pusing, berkeringat bahkan demam jika mereka tidak tahu arti perword. Sepuluh dua puluh menit berlalu. Aku begitu menikmati soal-soal itu, entah bagaimana perasaan Rama setelah sekian menit berlalu. Keringatnya melebur begitu saja padahal bau wangi sabunnya masih melekat di badannya, masih segar tentunya.
          Suasana sore sangat mengasyikkan, satu dua soal perkisi-kisi terjawab sudah. Karena hari pertama aku hanya mengintrogasi dia dengan beberapa pertanyaan seputar materi yang akan kita bahas dan juga beberapa buku yang akan kita gunakan sebagai kitab. Masih dengan pertanyaan yang sama ‘Apa yang masih susah?’, jawabnya sama ‘Artinya’. Next, I will make him know how to answer the best choices. Sebernarnya ada beberapa steps yang pernah diberikan oleh guruku semasa praUNAS di bangku kelas IX dan XII tapi aku lupa.
          Ternyata mengajar itu sama saja seperti sebelum-sebelumnya. Aku sangat ingin mencoba mengajar yang sekelas terdiri dari beberapa. Mumpung masih kuliah, belajar menghadapi anak sekelas. Tapi sampai saat ini juga aku tidak pernah melamar lagi sebagai tutor, selama ini aku hanya mengiyakan tawaran-tawaran dari seniorku.

Rabu, 01 Januari 2014

My first day before teach him

Hari ini pertama kali aku mengajar Rama yang akan menghadapi UN 2014. Tentu saja aku hanya mengajar mata ujian Bahasa Inggris. Entah mengapa hingga saat ini aku masih saja merasa kurang dalam skill ‘Mengajar’. Aku masih merasa tidak bisa menguasai materi-materi itu, masih merasa belum membuat anak berhasil dan paham dalam proses belajarnya. Yang menjadi tanyaku hingga saat ini ‘Apakah ini salah satu proses? Atau memang aku tidak punyai skill untuk mengajar?’ berapa waktu yang lalu aku mengajar bella, dia murid les teman kelasku, Vina. Karena suatu hal Vina ingin aku sebagai penggantinya. Aku mengajar bella sejak Mei 2011 hingga pertengahan tahun 2013 ketika bella kelas VII. Entah, saat itu juga bella tidak menghubungiku dan akupun tidak berusaha menghubungi bella. Batinku bertanya, karena terkadang teman-temanku sepertinya begitu dekat dengan muridnya. Mengapa aku tidak bisa seperti mereka? Apa aku ini bodoh atau bagaimana.
          Awal semester VI salah satu senior jurusan dikampus memintaku untuk menggantikannya untuk murid lesnya kelas IV. Akupun mengiyakan padahal sebelumnya aku memutuskan untuk tidak mempunyai sampingan. Tapi, setelah beberapa jeda untuk berfikir akupun memutuskan untuk menerima tawaran itu atas dasar mengamalkan apa yang sudah aku dapat selama belajar di sekolah tinggi sekaligus praktek bagaimana cara menyampaikan dan membuat anak benar-benar paham mata pelajaran yang  telah diajarkan.Beberapa hari ini aku sudah belajar memahami dan bagaimana menyampaikan kisi-kisi soal UN 2014 dari file yang sudah aku unduh di internet. Semoga sore ini aku bisa belajar dari Rama dengan baik.
Jikalah setelah lulus aku memang bukan ditakdirkan menjadi tenaga pendidik atau mungkin tetap pada kemauanku hanya menjadi staff kantor/perusahaan. DAN Pagi ini aku baru saja menerima pesan dari rekan senior jurusanku yang memintaku untuk mengajar. Dia memintaku untuk menggantikan seniorku sebagai tutor yang sedang menjalani KKN selama satu bulan. Ah. Semoga aku ikhlas dengan jalanku nantinya. Entah kelak aku menjadi tenaga pengajar ataukah sebagai staff kantor/perusahaan. Otakku masih mengiblatkan ‘guru’ sebagai masa depan yang baik untukku. Man Jadda Wa Jadda 

to be continue...